Hi, Konnichiwa !
Kali ini aku mencoba mem-post salah satu fanficku. Settingnya adalah Korea. Ini adalah fanfic yang kubuat karena permintaan seorang temanku. I hope you like this fic, ad I'm waiting for your reviews. :)
Author : Lune Sonya
Genre : Friendship, Romance, and a little angst
Main Cast : Oh Sehun dan Park Hyun In
Rating : T
Summary :
"Ketika sebuah rasa pertemanan berubah menjadi rasa cinta, ketika sebuah perpisahan menghancurkan semuanya. Dapatkah sebuah janji yang terikat di masa lalu mengubah segalanya ?"
Chapter I : Chillhood Friends.
Chapter I : Chillhood Friends.
“Hun-ah, tunggu aku ! Kakiku sudah tidak kuat !”panggil
seorang perempuan dengan rambut yang diikat dua.
“Ppali, Hyun In ! Jika tidak,
kita akan melewatkannya !”jawab laki-laki tadi.
“Tapi, aku benar-benar sudah
tidak kuat lagi, Hun-ah ! Kakiku benar-benar terasa sangat sakit !”jawab si
Anak perempuan bernama Hyun In tersebut.
“Baiklah kalau begitu, ayo
kugendong !”
Mereka berdua adalah Oh Sehun
dan Park Hyun In. Mereka sudah berteman sejak mereka masih kecil, bahkan rumah
mereka juga berdekatan. Oh Sehun atau yang biasa dipanggil adalah anak
laki-laki yang sangat aktif, cukup cerewet di depan Hyun In, dan juga selalu
berwajah datar kecuali dengan Hyun In. Hyun In sendiri sifatnya sama dengan
Sehun kecuali dengan wajah datarnya.
Saat ini mereka sedang mendaki
ke bukit yang dimaksud oleh Sehun. Entah apa yang ada di pikiran Sehun hingga
mengajak Hyun In ke bukit yang ada di belakang sekolah dasar mereka. Ditambah
lagi, mereka belum mengganti pakaian mereka sama sekali. Karena sepulang
sekolah tadi, Sehun langsung menarik tangannya.
“Hun-ah, sebenarnya apa yang
ingin kamu tunjukkan padaku ? Kenapa kamu mengajakku pergi ke bukit ?”Tanya
Hyun In dengan penasaran.
“Sebentar lagi kamu akan tahu Hyun-ah.
Kujamin kamu akan sangat menyukainya !”jawab Sehun dengan penuh semangat. Dia
sama sekali tidak terlihat kelelahan.
“Hun-ah, apa kamu tidak lelah
menggendongku seperti ini ? Bukankah aku ini berat ?”Tanya Hyun In dengan
khawatir.
“Tidak apa-apa, Hyun-ah. Aku
tidak keberatan sama sekali kok,”jawab Sehun sambil tersenyum. “Nah, sekarang
kita sudah sampai !”
Sehun menurunkan Hyun In. Hyun
In masih tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Sehun. Sehun sendiri melihat ke
depan sambil sesekali melihat jam tangan hitam yang melingkar manis di
tangannya. Hingga akhirnya Sehun menggoyangkan bahu Hyun In dan menunjuk ke
depan. Terdapat sebuah pemandangan mentari yang terbenam dan terlihat sangat
indah.
“Astaga, Hun-ah ! Ini
benar-benar sangat indah ! Aku sangat menyukainya !”kata Hyun In dengan
terkagum-kagum.
“Benarkah ? Aku mengetahui
tempat ini dari Noona. Aku juga mendengar sebuah rumor dari tempat ini,
lho,”jawab Sehun sambil tersenyum bangga.
“Rumor ? Rumor tentang apa
?”Tanya Hyun In dengan penasaran.
“Siapapun yang melihat matahari
terbenam disini selama 51 hari, maka keinginan atau cintanya akan
terkabulkan,”jawab Sehun.
“Wah, benarkah ? Romantis
sekali,”Hyun In menatap Sehun dengan kagum.
Matahari akhirnya sudah
terbenam. Sehun mengajak Hyun In untuk pulang.
Sehun membonceng Hyun In pulang. Tapi sebelum pulang Hyun In mengajak
Sehun ke supermarket untuk membeli es krim. Sehun sendiri hanya mengikuti saja.
Sehun mengantarkan Hyun In
sampai ke rumah. Toh dia juga ingin meminta maaf karena sudah mengajak Hyun In
bermain sampai matahari terbenam. Orang tua Hyun In sendiri sama sekali tidak
marah. Asal Hyun In bermain dengan Sehun, mereka tidak terlalu khawatir. Karena
mereka memang sudah mengenal Sehun dan keluarganya sejak lama.
Keesokan paginya, mereka
berangkat sekolah bersama-sama. Tentu saja dengan Sehun yang menghampiri Hyun
In terlebih dahulu. Sepanjang perjalanan, mereka berdua terus bercanda bersama.
Mereka berdua memang selalu bersama. Dimana ada Sehun, disitu pasti ada Hyun
In. Mereka berdua memang benar-benar tidak terpisahkan.
“Hun-ah, kamu ingin melanjutkan
sekolah dimana ?”Tanya Hyun In saat mereka berdua sedang makan siang bersama.
“Entahlah, aku masih belum
memikirkan hal itu sama sekali. Memangnya kamu sudah memikirkannya, Hyun-ah
?”Sehun balik bertanya.
“Aku belum memikirkannya juga
sih. Tapi aku ingin nanti kita masuk sekolah yang sama lagi,”jawab Hyun In
dengan riang.
“Memangnya kamu tidak bosan
selalu bersamaku selama ini ?”goda Sehun.
“Tidak, aku tidak merasa bosan
sama sekali. Justru aku sangat senang sekali bisa selalu bersamamu,”jawab Hyun In sambil tersenyum.
Kemudian mengulurkan jari kelingkingnya, “Berjanjilah kalau kita akan terus
bersama, dan tidak akan saling melupakan !”
Sehun yang sedang minum,
langsung tersedak mendengarnya. Hyun In sendiri mengusap punggung Sehun dengan
lembut. Dia terkejut saat tiba-tiba Sehun tersedak. Dia menasihatinya jangan terburu-buru
saat sedang makan. Setelah itu, mereka kembali melanjutkan makan siang mereka.
Baru saja Sehun akan menyuapkan nasi, dia melihat Hyun In menatapnya dengan
tajam.
“Kenapa kamu menatapku seperti
itu, Hyun-ah ? Apa kamu menginginkan sesuatu ?”Tanya Sehun dengan bingung.
“Kamu belum menjawab
pernyataanku tadi, Hun-ah,”jawab Hyun In dengan datar.
“Pertanyaan yang mana ? Aku
sudah lupa,”bohong Sehun sambil memakan kembali makanannya.
“Kamu sudah lupa ?! Baiklah,
kalau begitu aku pergi saja !”kata Hyun In dengan kesal.
Baru saja dia akan meninggalkan
Sehun, tapi Sehun menarik tangannya. Hyun In sendiri hanya menatap Sehun dengan
pandangan datar. Sama datarnya dengan wajah Sehun saat ini.
“Aku ingat, aku ingat. Jadi jangan
ngambek lagi seperti itu ya ?”kata Sehun sambil mengaitkan jari kelingkingnya
dengan jari Hyun In. “Aku berjanji padamu.”
Hyun In yang mendengarnya
langsung tersenyum. Lalu, dia kembali duduk dan menghabiskan makan siangnya.
Mungkin karena dia terlalu sibuk dengan makanannya, dia sampai tidak
memperhatikan ekspresi Sehun yang berubah.
Sehun POV
Hah, aku melakukan sebuah
kesalahan kali ini. Kenapa aku bisa dengan mudahnya berjanji padanya. Padahal
aku tahu kalau aku mungkin tidak akan dapat menepati janjiku kali ini. Kenapa
aku sama sekali tidak bisa berpikir dengan jernih jika melihat wajah Hyun In
murung seperti itu.
“Hun-ah, ada apa ? Kenapa kamu
melamun seperti itu ?”Tanya Hyun In dengan bingung.
Aku tersadar dari lamunanku, dan
tersenyum. “Tidak ada apa-apa, Hyun-ah. Aku baik-baik saja kok.”
“Benarkah ? Tapi kenapa kamu
melamun seperti itu ? Apa kamu sedang memiliki suatu masalah ?”desaknya.
Sepertinya dia benar-benar tidak percaya dengan apa yang aku katakana tadi.
“Aku benar-benar tidak apa-apa.
lebih baik segera habiskan makananmu ! Sebentar lagi sudah masuk kelas.”
Hah, sepertinya aku tidak akan
bisa mengatakan yang sebenarnya pada Hyun In. Aku benar-benar tidak akan kuat
jika melihatnya menangis atau sedih. Apalagi apa yang akan aku katakan ini
adalah berita yang sedih. Semoga saja dia bisa mengerti alasanku apabila aku
memberitahunya disaat-saat terakhir.
Sehun end POV
Waktu terus berlalu, ujian akhir
sudah dihadapi. Sekarang mereka hanya tinggal menunggu datangnya hari wisuda
dan juga liburan datang. Sejak saat itu, Hyun In merasakan adanya perubahan
dari diri Sehun. Sehun bukanlah orang yang sering melamun, tetapi akhir-akhir
ini dia lebih sering terlihat melamun. Setiap kali ditanya, dia hanya akan
menjawab dengan menggelengkan kepalanya atau mengalihkan pembicaraan.
“Hun-ah, nanti kita akan sekolah
bersama-sama lagi bukan ? Aku ingin satu sekolah lagi denganmu,”kata Hyun In.
Saat ini mereka sedang bermain di taman.
“Te-tentu saja. Aku juga ingin
satu sekolah lagi denganmu, Hyun-ah,”jawab Sehun dengan gugup.
“Apa kamu ada masalah, Hun-ah ?
Akhir-akhir ini kamu sering melamun,”Tanya Hyun In dengan khawatir.
“Tidak, aku sama sekali tidak
punya masalah. Jika aku punya masalah, pasti kamu juga mengetahuinya bukan
?”jawab Sehun sambil tersenyum. “Daripada memikirkan hal itu, lebih baik
kutraktir bubble tea saja. Ayo !”
Hyun In POV
Sikap Sehun benar-benar sangat
mencurigakan. Padahal sudah sangat jelas jika akhir-akhir ini dia sering
terlihat melamun. Uh, aku benar-benar penasaran dengan apa yang dia pikirkan.
Atau jangan-jangan dia mempunyai gadis yang sedang dia sukai ? Siapa ? Apakah
Seohyun ? Hah, daripada aku pusing karena memikirkannya lebih baik aku tanyakan
saja padanya.
“Hun-ah, aku ingin bertanya
sesuatu padamu. Tapi aku ingin kamu berjanji tidak akan marah padaku,”aku
bertanya dengan gugup. Aku memainkan ujung bajuku. Sehun sendiri sepertinya
hanya menatapku sambil meminum bubble teanya.
“Sejak kapan kamu ingin
menanyakan sesuatu tetapi bertanya dahulu. Aku sama sekali tidak pernah marah
bukan ?”jawab Sehun dengan bingung.
“A-apakah kamu suka dengan
Seohyun ?”bukan suara Sehun yang kudengar, tetapi suara Sehun yang
terbatuk-batuk karena tersedak. “Tarik nafas dulu, Hun-ah.”
“Kenapa kamu menanyakan hal aneh
seperti itu Hyun-ah ? Kamu tahu hal itu dari siapa ?”Tanya Sehun setelah dia
kembali normal.
“Yah, aku hanya berpikir jika
akhir-akhir ini kamu selalu melamun.
Jadi, apa kamu benar-benar menyukai Seohyun ? Aku janji tidak akan
membocorkannya pada siapapun,”aku menggenggam tangan Sehun berusaha
menyakinkannya.
“Aku sama sekali tidak menyukai
Seohyun. Kamu tahu sendiri bukan jika aku sama sekali tidak menyukai gadis yang
centil seperti dia ?”jawab Sehun dengan datar.
“Oh begitu ya.”
Entah kenapa saat mendengar jika
Sehun tidak menyukai Seohyun, aku merasa sangat lega sekali. Aku sangat lega
sekali. Seakan kabut yang ada di hatiku itu tadi hilang hanya karena jawaban
Sehun itu tadi. Atau mungkin aku sedang jatuh cinta ada Sehun ?”
Hyun In end POV
“Aku punya sesuatu yang ingin
aku berikan padamu sebelum hari kelulusan kita tiba,”kata Sehun sambil
mengambil sesuatu dari saku jaketnya. “Tapi kamu harus menutup mata.”
“Baiklah, baiklah.”
Sehun mengeluarkan sebuah gelang
berwarna putih dengan bandul bintang berwarna hitam. Di bintang itu terdapat
ukiran huruf “S”. Sehun memasangkan gelang itu di tangan kanan Hyun In. Setelah
selesai memakaikannya, dia menepuk bahu Hyun In. Hyun In membuka matanya dan
terkejut melihat gelang yang ada di tangan kanannya. Dia memandang Sehun dengan
bingung, dan Sehun menunjukkan tangan kirinya yang terdapat gelang seperti Hyun
In hanya saja berwarna hitam.
“Ini adalah tanda persahabatan
kita. Aku yang membuatnya sendiri, yah walaupun dibantu eomma sih,”kata Sehun.
Tanpa menjawab apapun, Hyun In langsung
memeluk Sehun dengan riang. Untung saja Sehu, memiliki reflek yang bagus, jika
tidak pasti dia akan terjatuh. “Terima kasih. Ini benar-benar indah sekali !”
“Sama-sama. Berjanjilah jangan
pernah melupakanku,”jawab Sehun sambil tersenyum.
Hyun In baru saja bangun dari
tidurnya. Dia bangun kesiangan karena semalam tidur terlalu larut. Dia baru
saja merayakan kelulusannya bersama dengan keluarga Sehun kemarin dan
keluarganya hingga kemarin malam. Hyun In membuka gorden jendelanya, dan
melihat sebuh truk yang baru saja keluar dari halaman rumah Sehun. Dia juga
melihat Sehun yang sudah berpakaian rapi. Kemana mereka akan pergi ?
“Eomma, Eomma !”panggil Hyun In
sambil berlari.
“Ada apa, Hyun-ah ? Kenapa kamu
berteriak seperti itu ?”Tanya ibunya dengan bingung.
“Aku melihat ada sebuah truk
keluar dari rumah Hun-ah. Ada apa ?”Hyun In balik bertanya dengan bingung.
Perasaannya sungguh tidak nyaman.
“Apa Sehun tidak mengatakannya
padamu ? Hari ini keluarga mereka akan pindah. Kupikir Sehun sudah memberitahumu
kemarin,”jawab ibunya dengan bingung.
Tanpa berkata apa-apa lagi, Hyun
In langsung memakai sepatunya dan pergi ke rumah Sehun. Ternyata mobil Sehun
sudah berjalan. Hyun In berteriak memanggil nama Sehun, berharap Sehun
mendengarnya dan menghampirinya. Tapi nyatanya tidak sama sekali. Dia melihat
sepeda Sehun yang ditinggal di rumah, dan tanpa pikir panjang lagi dia langsung
mengejar mobil Sehun.
Hyun In terus mengejar mobil
Sehun tanpa peduli dengan yang lainnya. Hingga dia tidak melihat ada sebuah mobil
yang menuju ke arahnya. Tanpa bisa dihindari, dia tertabrak mobil itu dan
kepalanya membentur jalan hingga akhirnya kegelapan menghampiri dirinya.
7 Oktober 2015 pukul 05.58
ahhhh... greget jan polll.
next bul penasaran jan